Senin, 03 Januari 2011

Dampak buruk dari kebiasaan tidur mendengkur ( ngorok )

Husni News - Malam hari ibarat jam biologis kita untuk beranjak ke peraduan dengan melepaskan segala kepenatan rutinitas yang berlangsung pada siang harinya, meregenerasi sel-sel tubuh, dan mengumpulkan energi untuk beraktivitas kembali keesokan harinya. Namun, sering kali beberapa diantara kita mendengar dengkuran atau ngorokan dari orang yang berada disebelahnya atau bahkan kita sendiri. Kurang nyaman? Menggangu? Jawabannya tentu saja iya.
Beberapa orang yang saat tidur mendengkur atau ngorok seringkali tidak sadar jika yang bersangkutan sedang mendengkur, tetapi masalah yang ada pada penderita ngorok adalah tertutupnya saluran pernafasan sehingga sering terbangun untuk mendapatkan udara atau oksigen. Nah sering terbangun ini juga membuat kualitas dan kuantitas tidurnya terganggu. Jadi yang mengorok dan yang mendengarkan sama- sama terganggu. Menurut penelitian, 15% dari populasi di Indonesia mendengkur pada waktu tidur. 15% tersebut mulai dari orang dewasa sampai dengan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan.

Ngorok seringkali dianggap kasus yang sepele dan dianggap enteng. Ngorok atau mendengkur adalah suara getaran saat tidur ketika bernafas lantaran ada sumbatan pada sebagian saluran nafas atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh getaran langit-langit lunak dan pilar yang membatasi rongga bagian tengah faring. Sumber munculnya ngorok ini karena tiga hal yaitu pada hidung, tenggorokan pada pangkal lidah, dan langit-langit mulut lunak. Pada anak-anak, biasanya kebiasaan ngorok ini disebabkan karena adanya pembengkakan amandel, sedangkan pada orang dewasa faktor pendukungnya adalah obesitas. Hal ini disebabkan karena lemak yang berada disekitar leher akan menyumbat saluran pernafasan, dan mengakibatkan dengkuran di waktu tidur.  Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan jika sumbatan ini dibiarkan terus menerus, penderita dapat mengidap hipertensi, penyumbatan pembuluh jantung (infark jantung), stroke, kencing manis. Dampak ini dapat terjadi karena hormon stress akan diproduksi dan tekanan darah menjadi naik. Jika terdapat gangguan pada jantung, hal itu akan menyebabkan penyakit jantung yang akut. Dan apabila diketahui jika naiknya tekanan darah terus menerus terjadi hal itu juga akan memicu reaksi stress, dampak dalam jangka panjang biasanya akan muncul penyakit hipertensi pada penderita. Sehingga dampak ini dapat mengurangi kualitas hidup si penderita, sesuai dengan hasil penelitian mendengkur meningkatkan resiko hipertensi dua hingga tiga kali, serta meningkatkan resiko dua kali lipat penyakit jantung koroner, serta penyakit stroke dua kali lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mendengkur.

Jadi penyebabnya, langkah pertama adalah mencari tahu apa penyebabnya. Apabila disebabkan karena amandel dapat ditangani dengan jalan operasi, jika obesitas dapat menurunkan berat badan. Disarankan bagi penderita tidak mengkonsumsi minuman yang mengandung kadar alkohol. Minuman beralkohol dapat sebagai pemicu, karena alcohol menekan pusat nafas di otak. Jika penyumbatan disebabkan akibat rokok atau alergi, maka jangan merokok dan jauhi penyebab alergi. Kalau mendengkur hanya akibat tertutupnya jalan pernafasan oleh lidah yang melemas dan jatuh kebelakang, maka aturlah posisi tidur yaitu pada posisi miring, jangan tidur terlentang karena akan menyebabkan lidah yang lemas jatuh kebelakang.

jd sebelum semuanya terlambat , alangkah baiknya anda segera memeriksakan diri anda ke dokter THT terdekat...

1 komentar:

Tan mengatakan...

setuju sekali, bila penyakit mendengkur berkepanjangan lebih baik cepat konsultasi pada dokter specialist THT.

Sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura

Husni News - Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Ra...